Senin, 01 Juni 2009

MEMBUKA USAHA SAMPINGAN

PENGHASILAN BISA BESAR

Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama ­ bahkan lebih besar ­ dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.

Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.

Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar.

Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.

Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.

Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.


TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN

Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang.

Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?

Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar.

Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?


SIAP MELUANGKAN WAKTU

Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar ­ mungkin ­ 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?

Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap men-dapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?


PERLU DUKUNGAN KELUARGA

Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda. Dukungan suami itu penting lo. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami.

Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?


TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI

Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?

Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Liputan di NOVA, baik rubrik Profil maupun Peristiwa, sering menampilkannya.

Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia ­ walaupun tidak sekolah tinggi ­mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun.

Jadi tunggu apa lagi? Tetapkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.

Panduan Gratis Usaha Mandiri

Setiap orang menginginkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun tak semua orang bisa memperoleh pekerjaan. Apa yang akan anda lakukan seandainya lamaran pekerjaan yang anda tawarkan ke perusahaan-perusahaan atau instansi-instansi terkait ditolak? Atau apa yang akan anda lakukan seandainya anda tidak memiliki kemampuan khusus (special skills) untuk bekerja?

Jangan khawatir! Di sini saya akan mencoba membagi banyak panduan usaha mandiri untuk anda yang ingin memperoleh penghasilan dari wiraswasta, agrobisnis, maupun beragam usaha mandiri lainnya. Dilengkapi dengan beragam ebook penunjang lainnya. Buat apa beli kalau SEMUA GRATIS!

Untuk PDF Reader, silahkan gunakan Foxit Reader yang lebih stabil dan lebih cepat! Download Foxit Reader di sini.

Panduan Usaha

1. Cara Membuat Tempe

2. Cara Membuat Kerupuk Ikan

3. Resep Membuat Aneka Roti

4. Cara Membuat Bihun/Mie Jagung

5. Cara Membuat Kecap Kedelai

6. Cara Membuat Keripik Kentang

7. Cara Membuat Nata de Coco (Sari kelapa)

8. Cara Membuat Susu Kedelai & Selai kacang

9. Resep Berbagai Masakan Restaurant


Panduan Usaha Pertanian

1. Budidaya Jamur Tiram-1

2. Budidaya Jamur Tiram-2

3. Siklus Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Tiram

4. Budidaya Jamur Tiram di Rumah

5. Budidaya Jamur Merang

6. Budidaya Jamur Kuping

7. Standar Kelas Kualitas Jamur Kuping Kering

8. Budidaya Jamur Media Alang-Alang

9. Budidaya Jamur dengan Media Ampas Aren

10. Bertani Jagung

11. Bertani Kacang Tanah

12. Bertani Tembakau

13. Bertani Singkong/Ketela Pohon

14. Bertani Ubi Jalar/Ketela Rambat

15. Bertani Talas

16. Bertani Padi



Panduan Budidaya Peternakan

1. Budidaya Belut

2. Beternak Bekicot

3. Beternak Burung Walet

4. Beternak Ayam Buras

5. Budidaya Ayam Petelur

6. Budidaya Ayam Ras Pedaging

7. Budidaya Burung Puyuh

8. Budidaya Itik

9. Budidaya Sapi Potong

10. Budidaya Sapi Perah

11. Beternak Domba

12. Beternak Kelinci

13. Beternak Lebah Madu

14. Budidaya Kodok

15. Budidaya Jangkrik

16. Budidaya Cacing Tanah



Panduan Budidaya Perikanan

1. Budidaya Ikan Gurame

2. Budidaya dan Pembenihan Ikan Tawes

3. Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara

4. Budidaya Udang Windu

5. Budidaya Udang Galah


Sebagai bonus, berikut adalah panduan untuk strategi pemasaran dan panduan-panduan lain yang sangat bermanfaat untuk anda semua:

1. Bussiness School (Robert T Kiyosaki)

2. Rahasia Seorang Penjual Ulung (David Cowper)

3. Siasat Bisnis (Hermawan Karjaya)

4. Berbisnis Dengan Hati (Aa Gym)

5. Perubahan (Rheinald Kasali)

Dikutip dari:
http://safril.wordpress.com/2009/03/22/panduan-gratis-usaha-mandiri/

Dari Dosen Menjadi Petani Jamur Merang

KARAWANG – Bagi kalangan petani jamur merang (Volvariella volvacea) di Indonesia, sosok Ir Misa Suwarsa, Msc (49) sudah tidak asing lagi. Pak Misa, begitu ia biasa dipanggil, merupakan satu-satunya ahli jamur merang di Indonesia. Bahkan ia sukses mendidik dan melatih orang yang ingin menjadi petani seperti dirinya.
Itulah sebabnya, rumah Misa yang dikelilingi areal persawahan di Kampung Jatimulya, Mekarjati, Karawang, Jawa Barat, tak pernah sepi dikunjungi tamu, mulai dari pejabat, ilmuwan jamur merang hingga pedagang di pasar.
Menteri Pertanian (waktu itu) Bungaran Saragih merupakan pejabat yang paling sering berkunjung ke rumah Misa. Bahkan suatu kali, Bungaran Saragih datang membawa istri dan tamunya dari Uni Eropa untuk menikmati sate jamur merang.
Suami Yani Maryani (34) ini tak canggung mencangkul sawah bersama petani lain dan memikul jerami dari sawah ke tempat penyimpanan di dekat rumahnya. Tugas utamanya adalah memeriksa tubung-tubung (kamar tempat pembiakan jamur merang yang kedap cahaya) di dekat rumahnya, dengan dibantu sepuluh karyawannya.
"Saya ini petani dan keturunan petani. Jadi aneh rasanya kalau hanya berpangku tangan dan duduk di depan meja seperti orang kantoran," ucapnya terkekeh. Kehidupan bapak dua anak, yakni Muhammad Hidayatullah (10) dan Siti Nurjanah (3) ini sangat bersahaja.
Rumah induknya berukuran sekitar 4x6 m2 berlantaikan semen dengan dinding separuh tembok dan separuh kayu di bagian atas. Tidak ada perabotan yang istimewa kecuali rak yang berisi berbagai literatur.
Di samping rumah dekat tubung, terdapat bangunan tanpa dinding dan di sinilah ia menerima tamu atau berdiskusi dengan murid-muridnya di atas balai-balai.
Misa mengaku bahagia karena pemerintah memberi perhatian pada perkembangan jamur merang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini terbukti dengan dibentuknya Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Jamur Merang Indonesia oleh Departemen Pertanian yang dipusatkan di rumahnya dan mengangkat Misa sebagai kepalanya. Setiap periode, pemerintah mengirim utusan dari berbagai daerah untuk dididik dan dilatih menjadi petani jamur merang.
"Kini mereka sudah menjadi petani jamur merang. Ada yang sukses, tapi juga ada yang gagal karena jamurnya tidak bisa tumbuh dengan baik. Biasanya yang gagal ini, mereka tidak sungguh-sungguh ingin menjadi petani. Mereka hanya iseng saja," tuturnya.
Kiprahnya di bidang jamur merang, membuat Misa melenggang masuk Istana Negara. Ia mendapat penghargaan sebagai perintis budi daya jamur merang di Indonesia. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 27 Mei 2004. Pada tahun itu pula ia satu-satunya orang asing yang diundang Pemerintah China untuk mendalami jamur merang selama setahun di negara tirai bambu itu.

Petani Memprihatinkan
Menjadi petani jamur merang sebenarnya bukan cita-cita Misa Suwarsa, meski ia anak petani di Depok, Jawa Barat. Kesadaran ini justru muncul saat ia telah mapan sebagai dosen di almamaternya, Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). "Saya terkesan saat ngobrol dengan seorang profesor dari satu negara di Eropa yang saat itu menjadi dosen tamu di ITB," ungkapnya.
Profesor itu menyatakan
prihatin melihat petani Indonesia yang nasibnya sangat malang karena tidak bisa memanfaatkan potensi yang ada di sekelilingnya. Seandainya mereka bisa memanfaatkan jerami, kehidupan ekonominya pasti akan lain. "Jerami dibakar begitu saja. Padahal sisa abunya justru merusak kesuburan tanah karena mengandung karbon," ungkap Misa menirukan profesor itu.
Sebaliknya, jerami bisa dimanfaatkan sebagai media pembudidayaan jamur merang. Secara ekonomis, nilai jual jamur merang enam kali lipat dari nilai padi.
Sementara peluang pasarnya sangat besar, terutama China dan Jepang, juga negara-negara Eropa. "Seharusnya ada seorang ahli yang mau membimbing para petani itu agar bisa hidup sejahtera," katanya.
Mendengar ucapan itu, Misa tersentak lalu teringat orang tuanya sendiri yang kesulitan menghidupi anak-anaknya. "Hati saya bergolak antara tetap sebagai dosen atau terjun langsung membimbing petani. Akhirnya saya memutuskan keluar sebagai dosen ITB," kata Misa mengenang peristiwa 15 tahun lalu itu.
Rupanya keputusan itu tidak direstui orang tua. Tapi Misa yang kala itu masih bujangan, tetap nekad dan malah pergi ke Karawang. "Saya hanya mendengar kalau Karawang itu lumbung padi. Maka saya pergi ke sini, meski tidak punya bekal dan tidak punya saudara," ungkapnya.
Di Karawang, Misa langsung menuju sekelompok petani di sawah dan mengungkapkan keinginannya untuk membuat jamur merang. Namun ia justru ditertawakan karena sudah banyak usaha jamur merang yang gulung tikar. Hal ini tidak membuat niat Misa surut. Ia tetap minta agar dikenalkan dengan pengusaha jamur merang yang bangkrut itu.
Lantas kepada pengusaha tersebut, Misa menawarkan kerja sama, tapi ditolak karena sang pengusaha kapok membudidayakan jamur merang. Maka kemudian ia menyewa tiga tubung milik pengusaha itu. Di luar dugaan, ternyata tiga tubung itu membuka babak babak baru dalam hidupnya. Hanya dalam tempo sebulan, Misa bisa secara terus menerus memanen jamur merang dan menjualnya sendiri ke pasar. Tak ayal, ia langsung melunasi utangnya termasuk bunga yang digunakan untuk proses produksinya.
Sebelum masa sewa selama setahun habis, Misa sudah mampu membeli lahan di Kampung Mekarjati untuk membangun tiga tubung sendiri. Kini ia memiliki delapan tubung yang setiap tubungnya rata-rata menghasilkan 1.500 kg jamur merang setiap bulan.
"Para pedagang datang sendiri ke sini dengan membeli antara Rp 7.500 hingga Rp 10.000 per kg. Restoran di Jakarta juga ada yang pesan langsung dari sini dengan kualitas yang paling baik. Kami kewalahan melayani permintaan mereka," ucapnya.
Misa juga mengaku ada permintaan untuk mengekspor jamur merang, tapi belum bisa dilaksanakan karena permintaan dalam negeri saja belum bisa dipenuhi.
Bahkan ada sebuah bank asing yang cukup bonafit menawarkan bantuan finansial agar Misa bisa memproduksi besar-besaran untuk ekspor. "Saya menolak karena misi saya bukan seperti itu," tegasnya.
Sumber berita ( http://www.Sinarharapan.co.id )

Mudahnya Budi Daya Jamur Merang

Jamur merupakan salah satu makanan alternatif vegetarian. Tak hanya itu, jamur juga menjadi menu makanan berkelas dalam setiap hidangan karena tumbuhan ini memiliki kandungan gizi tinggi. Selain mengandung protein, kalsium, fosfor, dan kalori, jamur juga rendah lemak.

SAYANGNYA, belum banyak yang membudidayakan jamur. Kalupun ada, masih skala kecil meskipun mampu memberikan penghasilan cukup lumayan. Kendalanya justru pada benih atau bibit jamur itu sendiri yang selama ini masih didatangkan dari Bogor dan Karawang, Jawa Barat.

Di Dusun Wonogari, Desa Tulusrejo, Pekalongan, Lampung Timur, misalnya, beberapa tahun lalu telah diuji coba (kaji terap) budi daya jamur merang dengan memanfaatkan sisa-sisa tanaman padi.

Kaji terap yang ditujukan mendapat hasil tambahan selain bertani, dilakukan berkelompok dengan dana swadaya masyarakat dan stimulan dari Pemda Lampung Timur. Dan hasilnya cukup memuaskan.

Sementara di pinggiran Kota Bandar Lampung, budi daya jamur skala kecil mulai tumbuh dan terus bertahan. Seperti di Kampung Lingsuh, Rajabasa, dan Margajaya, Jatiagung, yang terus mengembangan usaha budi daya jamur ini.

Pembudi daya jamur di kedua wilayah tersebut merupakan binaan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung sejak tahun 2002.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lampung Ir. Masdulhaq, budi daya jamur merang ini sebetulnya memiliki prospek cukup cerah karena pasar masih menerima berapa pun jumlah yang dihasikan petani pembudi daya jamur.

"Sayangnya, justru produksinya yang belum stabil. Artinya belum mampu menyediakan kebutuhan pasar secara rutin," ujarnya, Senin (12-7).

Soal kendala bibit, menurut dia, sebetulnya bisa diproduksi di Lampung. Namun, karena jumlah pembudi daya jamur masih sedikit, pembuatan bibit dinilai belum efektif. "Seandainya sudah banyak yang membudidayakan, bukan mustahil bibit bisa kita produksi sendiri," ujarnya.

Saat ini pemasaran jamur merang yang ada tidaklah sulit karena pedagang justru yang datang ke tobong-tobong jamur dengan harga pembelian Rp12.000/kg. "Kalau sudah masuk pasar atau supermarket pasti harganya sudah beda," kata Masdulhaq.

Di dua desa binaan tersebut saat ini ada sekitar belasan tobong jamur yang terus bertambah. "Jika tidak memberikan untung, tidak mungkin tobong terus bertambah. Cuma permodalan juga menjadi tersendiri," ujar Kepala Dinas Pertanian itu.

Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.

Dengan rasa cukup lezat, tak heran semua orang bisa menikmatinya, apalagi dengan variasi hidangan yang berbeda. Biasanya jamur juga menjadi campuran menu hidangan berkelas.

Tidak hanya itu, ternyata sejumlah jamur juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti jamur maitake yang mampu mengobati kanker dan AIDS.

Jamur maitake di Amerika dikenal dengan hens of the wood (ayam betina dari kayu). Sebutan ini muncul karena bentuknya yang mirip jengger ayam. Jamur ini juga dikenal sebutan raja jamur karena ada yg memiliki ukuran raksasa sebesar bola basket.

Meskipun memunyai dasar yg tampak kokoh, makin ke atas teksturnya makin rapuh. Karena itu, daya tahannya juga rendah. Jika dimasukkan dalam kantong kertas, maitake bertahan 7--10 hari dalam lemari es.

Maitake dapat disajikan dalam berbagi hidangan, salah satunya adalah dengan cara ditumis dengan sedikit minyak atau mentega, atau bisa juga dibuat campuran sop dan dapat juga digunakan untuk masakan segala jenis jamur.

Pada pertengahan tahun 1980, Prof.Dr. Hiroaki Nanba, Ph.D., peneliti jamur terkenal di Jepang, menemukan manfaat jamur maitake (Grifola frondosa) sebagai antikanker. Namun sejak awal tahun 1980-an itu, Pemerintah Jepang sebenarnya menyetujui tiga jenis ekstrak jamur untuk digunakan sebagai obat kanker.

Maitake tumbuh di daerah bagian timur laut Jepang. Secara harfiah, nama maitake bermakna "jamur menari" (dancing mushroom). Konon nama itu disebabkan kisah kuno, awal jamur maitake ditemukan.

Jamur shitake bentuknya mirip tutup seperti payung. Warnanya berkisar dari cokelat sampai cokelat tua.

Dibandingkan dengan maitake, jamur ini lebih tahan lama karena bisa bertahan sampai 14 hari dalam kantong kertas dan disimpan di lemari es. Shitake bisa digunakan untuk segala jenis masakan, tapi bisa juga digunakan sebagai campuran sup atau pasta.

Adalagi jamur kancing yang bentuknya mirip dengan kancing, bulat dengan tangkai pendek dan gemuk. Besarnya pun bervariasi dan teksturnya lembut.

Jamur yang masih muda ditandai dengan tudung yang menguncup, memunyai rasa yang lembut. Sedangkan jamur yang telah matang ditandai dengan membukanya tudung, memunyai warna gelap dan rasa lebih kuat.

Jamur ini bisa tahan 5--7 hari dalam lemari es, dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam kantong kertas. Jamur mentahnya bisa digunakan sebagai garnish. Tapi, jika ingin dimasak bisa diolah untuk campuran sup.

Sementara jamur yang akrab dengan menu kita sehari-hari adalah jamur merang. Jamur ini paling banyak diolah menjadi campuran sup atau ditumis. Untuk mendapatkan jamur merang ini pun tidaklah terlalu sulit karena banyak tersedia di supermarket dan juga pasar tradisional.

Sumber Berita
Lampung Post। All rights reserved.